01 Jun
Tips Mengganti Keramik Sewaktu Renovasi Rumah

Setiap material yang digunakan akan memiliki usia pakai yang berbeda, termasuk keramik lantai rumah. Pada waktunya, keramik lantai harus diganti karena warna yang pudar, pecah, posisinya yang terangkat, dan lain-lain. Apabila salah satu hal tersebut terjadi pada rumah kamu, sudah saatnya kamu melakukan renovasi rumah.

Mengganti keramik sewaktu renovasi rumah biasanya dilakukan untuk lebih menghemat waktu dan biaya. Selain mengganti material lain yang sudah rusak atau tidak layak pakai, biasanya pemilik rumah akan sekaligus mengganti keramik lantai. Hal ini dilakukan bukan semata-mata karena kerusakan yang terjadi pada keramik, tapi mungkin saja desain rumah yang berbeda. Tentu saja seiring berjalannya waktu, keramik lantai akan terkesan tua, ketinggalan jaman, tidak cocok dengan konsep rumah yang baru.

Dalam proses renovasi rumah, ada 2 cara yang paling sering dilakukan kontraktor dalam mengganti keramik lantai, yaitu dengan sistem tile on tile dan bongkar pasang. Cara tile on tile adalah dengan menempelkan keramik baru di atas keramik lama. Cara ini lebih cepat, murah, dan tidak sekotor cara bongkar pasang. Namun yang harus diingat bahwa dengan cara tile on tile, ukuran pintu harus diubah karena terjadi perubahan tinggi lantai. Sementara cara bongkar pasang otomatis akan lebih mahal dan kotor, mengingat ada proses pembongkaran. Umumnya setelah dilakukan bongkar pasang, harus dilakukan pengecatan dinding kembali.

Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, baik dari segi estetika, biaya, kekuatan, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, keputusan untuk menggunakan salah satu teknik tersebut lebih didasari oleh kebutuhan pemilik rumah dan budget pengerjaannya. Apapun pilihan kamu, pastikan kamu menggunakan jasa kontraktor dalam mengerjakan renovasi rumah untuk mendapatkan hasil terbaik.


Comments
* The email will not be published on the website.
I BUILT MY SITE FOR FREE USING